A.
Definisi Pembelajaran Kontekstual
Pembelajarn kontekstual (Contextual Teaching and learning) adalah konsep
belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan
situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka
sehari-hari, dengan melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran efektif,
yakni: konstruktivisme (Constructivism), bertanya (Questioning),
menemukan (Inquiri), masyarakat belajar (Learning Community), pemodelan
(Modeling), dan penilaian sebenarnya (Authentic Assessment).
Merupakan suatu proses pendidikan
yang holistik dan bertujuan memotivasi siswa untuk memahami makna materi
pelajaran yang dipelajarinya dengan mengkaitkan materi tersebut dengan konteks
kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial, dan kultural) sehingga
siswa memiliki pengetahuan/ keterampilan yang secara fleksibel dapat diterapkan
(ditransfer) dari satu permasalahan /konteks ke permasalahan/ konteks lainnya.
Merupakan konsep belajar yang
membantu guru mengkaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia
nyata dan mendorong pebelajar membuat hubungan antara materi yang diajarkannya
dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan
masyarakat.
B.
Kunci Dasar Pembelajaran Kontekstual
The Northwest Regional Educarion
Laboratory USA mengidentifikasikan adanya enam kunci dasar dari pembelajaran
kontekstual, sebagai berikut:
1. Pembelajaran berma’na; pemahaman,
dan penalaran pribadi sangat terkait dengan kepentingan siswa dalam mempelajari
isi materi pelajaran.
2. Penerapan pengetahuan; adalah
kemampuan siswa untuk memahami apa yang dipelajari dan diterapkan dalam tataran
kehidupan dan fungsi dimasa sekarang atau dimasa yang akan datang.
3. Berfikir tingkat tinggi; siswa
diwajibkan untuk memanfaatkan berfikir kreatifnya dalam pengumpulan data,
pemahaman suatu isu dan pemecahan suatu masalah.
4. Kurikulum yang dikembangkan
berdasarkan standart; isi pembelajaran harus dikaitkan dengan standar local,
provinsi, nasional, perkembangan Iptek serta dunia kerja.
5. Responsif terhadap budaya; guru
harus memahami dan menghargai nilai, kepercayaan, dan kebiasaan siswa, teman,
pendidik dan masyarakat tempat ia mendidik
6. Penilaian autentik; penggunaan
berbagai strategi penalarannya yang akan merefleksikan hasil belajar
sesungguhnya.
C.
Karakteristik Pembelajaran Kontekstual
·
Kerjasama
·
Saling
menunjang
·
Menyenangkan,
tidak membosankan
·
Belajar
dengan bergairah
·
Pembelajaran
terintegrasi
·
Menggunakan
berbagai sumber
·
Siswa
aktif
·
Sharing
dengan teman
·
Siswa
kritis guru kreatif
·
Dinding
dan lorong-lorong penuh dengan hasil kerja siswa, peta-peta, gambar, artikel,
humor dan lain-lain
·
Laporan
kepada orang tua bukan hanya rapor tetapi hasil karya siswa, laporan hasil pratikum,
karangan siswa dan lain-lain
D.
Strategi Pembelajaran Kontekstual
Lima
bentuk pembelajaran yang penting dalam pendekatan kontekstual yaitu,
mengaitkan(relating), mengalami(experiencing), menerapkan(applying),
bekerja sama(cooprating), dan mentransfer(transferring).
·
Mengaitkan
(relating)
Dalam hal ini guru menggunakan
strategi relating ini apabila ia mengkaitkan konsep baru dengan sesuatu yang
sudah dikenal siswa. Jelasnya, mengkaitkan apa yang sudah diketahui siswa
dengan informasi baru.
·
Mengalami
(experiencing)
Merupakan inti pembelajaran
kontekstual dimana mengkaitkan berarti menghubungkan informasi baru dengan
pengalaman maupun pengetahuan informasi baru dengan pengalaman sebelumnya.
Pembelajaran bisa terjadi dengan lebih cepat ketika siswa memanfaatkan
(memanipulasi) peralatan dan bahan serta melakukan bentuk-bentuk penelitian
yang aktif.
·
Menerapkan
(applying)
Ketika siswa menerapkan konsep dalam
aktivitas belajar memecahkan masalahnya, guru dapat memotivasi siswa dengan
memberikan latihan yang realistic dan relevan.
·
Kerja
sama (cooperating)
Siswa yang bekerja sama secara
kelompok biasanya mudah mengatasi masalah yang komplek dengan sedikit bantuan
ketimbang siswa yang bekerja sama secara individual. Pengalaman bekerja sama
tidak hanya membantu siswa mempelajari bahan pembelajaran tetapi konsisten
dengan dunia nyata.
·
Mentransfer
(transferring)
Fungsi dan peran guru dalam konteks
ini adalah menciptakan bermacam-macam pengalaman belajar denga fokus pada
pemahaman bukan hapalan.
E.
Komponen Pembelajaran Kontekstual
1. Metode Pembelajaran
Strategi
pembelajaran tuntas sebenarnya menganut pendekatan individual, dalam arti
meskipun kegiatan belajar ditujukan kepada sekelompok peserta didik (klasikal),
tetapi juga mengakui dan memberikan layanan sesuai dengan perbedaan-perbedaan
individual peserta didik, sehingga pembelajaran memungkinkan berkembangnya
potensi masing-masing peserta didik secara optimal.
Adapun langkah-langkahnya adalah :
·
mengidentifikasi
prasyarat (prerequisite),
·
membuat
tes untuk mengukur perkembangan dan pencapaian kompetensi,
·
mengukur
pencapaian kompetensi peserta didik.
Metode
pembelajaran yang sangat ditekankan dalam pembelajaran tuntas adalah
pembelajaran individual, pembelajaran dengan teman atau sejawat (peer
instruction), dan bekerja dalam kelompok kecil. Berbagai jenis metode (multi
metode) pembelajaran harus digunakan untuk kelas atau kelompok.
Pembelajaran tuntas sangat
mengandalkan pada pendekatan tutorial dengan sesion-sesion kelompok kecil,
tutorial orang perorang, pembelajaran terprogram, buku-buku kerja, permainan
dan pembelajaran berbasis komputer (Kindsvatter, 1996).
2. Peran Guru
Strategi pembelajaran tuntas
menekankan pada peran atau tanggung jawab guru dalam mendorong keberhasilan
peserta didik secara individual. Pendekatan yang digunakan mendekati model
Personalized System of Instruction (PSI) seperti dikembangkan oleh Keller, yang
lebih menekankan pada interaksi antara peserta didik dengan materi/objek
belajar.
Peran guru harus intensif dalam
hal-hal berikut:
·
Menjabarkan/memecah
KD (Kompetensi Dasar) ke dalam satuan-satuan (unit-unit) yang lebih kecil
dengan memperhatikan pengetahuan prasyaratnya.
·
Mengembangkan
indikator berdasarkan SK/KD.
·
Menyajikan
materi pembelajaran dalam bentuk yang bervariasi
·
Memonitor
seluruh pekerjaan peserta didik
·
Menilai
perkembangan peserta didik dalam pencapaian kompetensi (kognitif, psikomotor,
dan afektif)
·
Menggunakan
teknik diagnostik
·
Menyediakan
sejumlah alternatif strategi pembelajaran bagi peserta didik yang mengalami
kesulitan
3. Peran Peserta didik
·
Kurikulum
berbasis kompetensi sangat menjunjung tinggi dan menempatkan peran peserta
didik sebagai subjek didik.
·
Fokus
program sekolah bukan pada `Guru dan yang akan dikerjakannya’ melainkan pada
`Peserta didik dan yang akan dikerjakannya’.
Oleh karena itu, pembelajaran tuntas
memungkinkan peserta didik lebih leluasa dalam menentukan jumlah waktu belajar
yang diperlukan. Artinya, peserta didik diberi kebebasan dalam menetapkan
kecepatan pencapaian kompetensinya. Kemajuan peserta didik sangat bertumpu pada
usaha serta ketekunannya secara individual.
4. Evaluasi
Sistem evaluasi menggunakan
penilaian berkelanjutan, yang ciri-cirinya adalah:
·
Ulangan
dilaksanakan untuk melihat ketuntasan setiap Kompetensi Dasar
·
Ulangan
dapat dilaksanakan terdiri atas satu atau lebih Kompetensi Dasar (KD)
·
Hasil
ulangan dianalisis dan ditindaklanjuti melalui program remedial dan
program pengayaan.
·
Ulangan
mencakup aspek kognitif dan psikomotor
·
Aspek
afektif diukur melalui kegiatan inventori afektif seperti pengamatan,
kuesioner, dsb.
F.
Penerapan Pembelajaran Kontekstual
Pembelajaran Kontekstual dapat
diterapkan dalam kurikulum apa saja, bidang studi apa saja, dan kelas yang
bagaimanapun keadaannya. Pendekatan Pembelajaran Kontekstual dalam kelas cukup
mudah. Secara garis besar, langkahnya sebagai berikut ini.
Kembangkan pemikiran bahwa anak akan
belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, dan mengkonstruksi sendiri
pengetahuan dan keterampilan barunya
1. Laksanakan sejauh mungkin
kegiatan inkuiri untuk semua topik
2. kembangkan sifat ingin tahu siswa
dengan bertanya.
3. Ciptakan masyarakat belajar.
4. Hadirkan model sebagai contoh
pembelajaran
5. Lakukan refleksi di akhir
pertemuan
6. Lakukan penilaian yang sebenarnya
dengan berbagai cara
Kesimpulan
Dalam pembelajaran kontekstual,
program pembelajaran lebih merupakan rencana kegiatan kelas yang dirancang
guru, yang berisi skenario tahap demi tahap tentang apa yang akan dilakukan
bersama siswanya sehubungan dengan topik yang akan dipelajarinya. Dalam program
tercermin tujuan pembelajaran, media untuk mencapai tujuan tersebut, materi
pembelajaran, langkah- langkah pembelajaran, dan authentic assessment-nya.
Dalam konteks itu, program yang dirancang guru benar-benar rencana pribadi
tentang apa yang akan dikerjakannya bersama siswanya.